Produktivitas dalam suatu perusahaan menjadi suatu hal yang menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan-perusahaan mulai untuk berlomba-lomba menghasilkan suatu produk yang lebih efektif dan efisien dengan menghilangkan pemborosan-pemborosan yang ada di dalam proses produksinya. Dalam suatu perusahaan (khususnya proses produksi), dikenal 7 macam waste yang bisa membawa dampak kurang baik. 7 waste tersebut adalah:
- Waste of Overproduction
Waste atau pemborosan yang terjadi karena kelebihan produksi baik yang berbentuk finished goods (barang jadi) maupun WIP (barang setengah jadi) tetapi tidak ada order/pesanan dari customer. - Waste of Inventory
Waste atau pemborosan yang terjadi karena Inventory yang berlebihan sehingga tidak ada space tersedia untuk barang. - Waste of Defects
Waste atau pemborosan yang terjadi karena buruknya kualitas atau adanya kerusakan (defect) sehingga diperlukan perbaikan. - Waste of Transportation
Waste atau pemborosan yang terjadi karena tata letak (layout) produksi yang buruk, peng-organisasian tempat kerja yang kurang baik sehingga memerlukan kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya. - Waste of Motion
Waste atau pemborosan yang terjadi karena gerakan-gerakan pekerja maupun mesin yang tidak perlu dan tidak memberikan nilai tambah terhadap produk tersebut. - Waste of Motion
Waste atau pemborosan yang timbul dari proses menunggu, menunggu disini dapat dimaksudkan ke dalam barang-barang yang masih menunggu untuk proses. - Waste of Overprocessing
Adanya proses-proses yang dikerjakan tetapi proses ini memberi nilai tambah pada produk yang dihasilkan.
Dalam upaya menghilangkan waste-waste ini, perusahaan mulai untuk mengimplementasikan konsep Lean Manufacturing pada proses produksi mereka. Lean Manufacturing sendiri merupakan suatu sistem produksi yang mempertimbangkan semua pengeluaran resource untuk mendapatkan nilai ekonomis terhadap pelanggan tanpa adanya waste atau non value added activity (NVA). Dalam menghilangkan waste ini dapat dilakukan beberapa metode, metode-metode tersebut contohnya adalah:
- 5S/5R
Merupakan metode untuk menata kembali dan menjaga agar kondisi gudang dan area produksi tetap rapi. Dengan penerapan metode ini maka dapat dihilangkan waste of inventory karena kita akan menyingkirkan barang-barang di area kerja yang sudah tidak terpakai - Total Productive Maintenance (TPM)
Merupakan metode di mana kita akan memastikan bahwa mesin-mesin yang digunakan tetap dalam kondisi yang baik karena dilakukan perawatan secara menyeluruh. Waste yang dapat dihilangkan dari metode ini adalah waste of waiting apabila ada perbaikan mesin dan waste of defect apabila performa mesin mempengaruhi kualitas. - Just in Time (JIT)
Merupakan metode di mana perusahaan menggunakan konsep JIT dalam melakukan produksi dan hanya akan melakukan produksi apabila ada order dari customer. Metode ini digunakan untuk menghilangkan overproduction dan overinventory.
Nah, setelah mengetahui pengertian Lean Manufacturing dan ingin mengimplementasikannya, maka perusahaan perlu untuk mengetahui metode-metode di dalam Lean Manufacturing. Untuk memahami metode-metode tersebut secara detail Anda dapat mengikuti training atau konsultasi di Bizplus.id agar dapat mengimplementasikan Lean Manufacturing lebih mudah dan efisien.
Penulis : YW