APAKAH MITOS-MITOS DALAM SERTIFIKASI ISO ITU NYATA?

Dalam dunia sertifikasi ISO, baik itu ISO 9001:2015 atau STANDAR sistem manajemen yang lain sudah banyak sekali mitos-mitos yang tersebar. Sebenarnya tidak semua mitos ini benar, ada mitos-mitos yang memang tidak terbukti kebenarannya ketika kita mengimplementasikan sistem manajemen dan mendapatkan sertifikasi ISO. Jadi jangan sampai termakan oleh mitos-mitos yang tersebar ini, nah mitos-mitos yang sering kita dengar adalah sebagai berikut:

  1. Penanggung jawab kelancaran sertifikasi ISO adalah Top Management/Management Representative (MR) saja
    Mitos yang pertama kita bahas ini tentu saja SALAH ya, karena dalam penerapan sistem manajemen based on ISO STANDAR semua bagian yang terlibat dalam bisnis proses perusahaan memiliki peranan dan tanggung jawab di masing-masing bagiannya. Auditor tidak hanya mengaudit Top Management/MR saja, tetapi auditor juga mengaudit bagian-bagian lain yang ada dalam sistem dan apabila ada temuan yang bersifat major dari satu bagian, maka akan menyebabkan gagalnya sertifikasi ISO dari perusahaan. Jadi kelancaran sertifikasi ISO merupakan tanggung jawab dari tiap-tiap personil yang ada di dalam perusahaan.
  2. Sertifikat ISO hanya sebagai bukti bahwa perusahaan sudah memiliki sistem yang sangat baik
    Nah mitos yang satu ini bisa benar tetapi bisa juga salah. Sertifikat ISO memang diterbitkan oleh badan sertifikasi untuk menunjukkan bahwa sistem manajemen yang berjalan di perusahaan sudah sesuai dengan STANDAR. Namun perlu diingat lagi kalau dalam ISO ada yang disebut continuous improvement di mana sistem yang kita buat harus ditingkat terus-menerus agar semakin baik. Di lain sisi tercapainya rekomendasi sertifikat ISO merupakan titik nol dari sistem manajemen yang diterapkan, jadi tidaklah baik apabila kita berhenti menjalankan sistem yang dibangun hanya karena sertifikat ISO sudah kita dapatkan dan beranggapan bahwa sistem manajemen kita sudah sangat baik.
  3. Persiapan awal hingga lulus sertifikasi ISO membutuhkan waktu yang panjang
    Faktanya persiapan ISO tidak membutuhkan waktu yang panjang, tetapi hal ini tergantung dari komitmen dari personel-personel yang menjalankan sistem. Membangun sistem yang sesuai dengan STANDAR ISO rata-rata hanya membutuhkan waktu 6-7 bulan (termasuk proses sertifikasi/audit). Komitmen yang rendah dari tiap-tiap bagian mungkin dapat memperpanjang durasi persiapan, contohnya mungkin saat pembuatan dokumen/SOP ada salah satu personel yang sering menunda-nunda pembuatan sehingga dokumen belum selesai dan tidak ready untuk dijalankan.
  4. Implementasi sistem manajemen based on ISO STANDAR susah sekali dan ribet
    Mitos yang ini sudah pasti SALAH, faktanya menjalankan sistem manajemen based on ISO STANDAR tidak sesusah itu. Untuk perusahaan yang baru menjalankan ISO hal ini menjadi sedikit menantang, karena ada sistem baru yang mengatur jalannya kegiatan, belum lagi kalau ada poin-poin dalam STANDAR yang tidak kita pahami implementasi dan dokumen yang dibutuhkan apa. Nah, maka dari itu untuk mempermudah proses persiapan awal hingga sertifikasi ISO, perusahaan-perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan Bizplus.id agar tidak mengalami “salah jalan” atau kebuntuan dalam menjalankan sistem manajemennya.

Penulis : YW