Ketika auditor IATF menemukan ketidaksesuaian antara FMEA dan Control Plan, itu bukan sekadar persoalan teknis. Ini sinyal serius bahwa organisasi belum memiliki integrasi sistem mutu proses yang solid. Lebih dari itu, temuan seperti ini bisa berujung pada Nonconformity, mengancam validitas sertifikasi dan kepercayaan customer otomotif.
Tapi kenapa ketidaksesuaian ini masih sering terjadi, padahal dokumennya sudah lengkap?
Mari kita bongkar bersama.
FMEA dan Control Plan: Keduanya Tidak Bisa Berdiri Sendiri
Di dalam sistem manajemen mutu otomotif berbasis IATF 16949:2016, FMEA (Failure Mode and Effects Analysis) dan Control Plan ibarat dua sisi dari satu koin.
- FMEA adalah dokumen analisis risiko proses yang mengidentifikasi potensi kegagalan, penyebab, dan dampaknya, serta menilai risiko dengan RPN (Risk Priority Number).
- Control Plan adalah dokumen implementasi pengendalian aktual di lantai produksi untuk menjamin kualitas tetap terjaga sesuai dengan risiko yang telah diidentifikasi di FMEA.
Standar IATF menyatakan dalam klausul 8.5.1.1 bahwa Control Plan harus konsisten dengan FMEA, Work Instruction, dan hasil validasi proses. Artinya, jika FMEA menyebutkan kegagalan kritis, maka CP wajib menunjukan tindakan preventif atau deteksi terhadap kegagalan itu secara eksplisit.
Contoh nyata:
Jika FMEA mencatat potensi “sambungan las retak karena tekanan udara tidak stabil”, maka Control Plan harus menyertakan “pengukuran tekanan udara setiap 2 jam” sebagai metode kontrol.
Sayangnya, tidak sedikit perusahaan yang menyusun FMEA dan Control Plan secara terpisah — baik oleh tim berbeda, software berbeda, bahkan dalam mindset yang berbeda pula.
Fakta Lapangan: Kenapa Ketidaksesuaian Terjadi?
Berikut adalah 5 penyebab umum munculnya gap antara FMEA dan Control Plan:
1. Dokumen disusun oleh tim berbeda tanpa koordinasi.
FMEA disusun oleh engineer, Control Plan oleh tim produksi — tapi jarang duduk bareng.
2. Update tidak serempak.
FMEA sudah direvisi karena ada perubahan produk, tapi Control Plan belum ikut berubah.
3. Copy-paste dari proyek lama.
Dokumen turunan kadang hanya di-rename, bukan dikaji ulang.
4. Tidak ada sistem cross-check yang efektif.
Alias: tidak ada yang betul-betul verifikasi hubungan antar dokumen secara menyeluruh.
Temuan Audit IATF yang Sering Muncul
Ketidaksesuaian antara Contol Plan & FMEA dapat menghasilkan berbagai temuan kritis, seperti:
Temuan Umum | Dampak |
Control Plan tidak mencerminkan tindakan deteksi dari FMEA | Major NC – system level issue |
Special characteristics tidak dicantumkan konsisten | Loss of customer confidence |
Tidak ada reaksi plan untuk mode kegagalan dengan RPN tinggi | Gagal memenuhi core tools requirement |
Tidak ada validasi ulang Control Plan setelah revisi FMEA | Melanggar 8.5.6 & 10.2.1 |
Sering kali, temuan ini bukan karena dokumennya tidak ada — tapi karena tidak konsisten, tidak sinkron, dan tidak dipahami sebagai sistem.
Solusi: Integrasi Cerdas FMEA dan Control Plan
Sebagai konsultan sistem otomotif, kami sarankan pendekatan berikut untuk menyelaraskan keduanya secara sistemik:
1. Gunakan Matriks Cross-Check
Buat template sederhana yang memetakan setiap Failure Mode – Effect – Control dalam satu baris dengan referensi ke Control Plan, lengkap dengan parameter, metode, dan frekuensi kontrol.
2. Terapkan Sistem Penomoran Terpadu
Misalnya, gunakan nomor “FM-01” untuk failure mode tertentu di FMEA dan cantumkan kode yang sama di baris Control Plan terkait. Ini memudahkan audit trail.
3. Lakukan Review CFT (Cross-Functional Team) berkala
Jadwalkan meeting cross-functional team (engineering, QA, produksi, maintenance) minimal setiap kali ada perubahan proses, komplain, atau revisi Control Plan dan FMEA.
4. Gunakan Software atau Database Terintegrasi
Tools seperti Minitab Workspace, atau bahkan Google Sheets yang dikustomisasi bisa menjadi solusi praktis untuk memastikan sinkronisasi real-time antar dokumen.
5. Latih Tim Dokumentasi & Auditor Internal
Pastikan auditor internal tidak hanya mengecek dokumen secara individual, tapi juga hubungan antar dokumen. Audit trail FMEA → Control Plan → WI → Record harus bisa dilacak balik.
Catatan Akhir: Sistem Tanpa Integrasi adalah Sistem yang Lemah
Dalam dunia otomotif, sistem manajemen mutu bukan soal “ada dokumennya atau tidak”. Tapi apakah sistem itu terintegrasi, hidup, dan digunakan secara aktual.
Ketika FMEA dan Control Plan tidak sejalan, itu mencerminkan:
- Kurangnya komunikasi antar fungsi
- Ketidakmatangan sistem dokumentasi
- Risiko kegagalan produk dan komplain customer
Bizplus.id siap mendampingi Anda menyelaraskan dokumen teknis sesuai standar IATF.
Dengan pendekatan praktis dan pengalaman lapangan, kami bantu mencegah major finding dan menjaga kepercayaan customer otomotif global.
Hubungi kami via WhatsApp untuk konsultasi atau review dokumen pra-audit. Pastikan sistem Anda siap, terintegrasi, dan terpercaya bersama Bizplus.id.
Penulis: AM
Baca Juga: