Supply Chain Security: Cara Mudah Memahami

Supply Chain Security adalah upaya untuk melindungi rantai pasokan (supply chain) dari berbagai ancaman dan risiko yang dapat mengganggu aliran barang, informasi, dan layanan dari titik asal hingga ke pelanggan akhir. Rantai pasokan melibatkan berbagai tahap, termasuk pengadaan bahan baku, produksi, distribusi, hingga pengiriman produk jadi.

Dalam era perkembangan industri saat ini supply chain berkembang menjadi sangat kompleks, mulai dari supply chain untuk material bahan baku, produk jadi maupun data dikarenakan saat ini jaringan bisnis melibatkan banyak supplier atau vendor dari berbagai wilayah dan sistem sehingga memerlukan banyak jaringan proses yang dilalui serta harapan dari customer yang semakin meningkat seperti dalam segi variasi produk (termasuk produk hasil inovasi teknologi), kecepatan, dan sebagainya sehingga organisasi dituntut untuk dapat mengelola banyak inventory.

Tantangan dan Kerentanan Supply Chain

Tantangan mengelola supply chain pada era digital saat ini juga memperhitungkan beberapa aspek yaitu kelincahan, kerentanan, dan juga keberlanjutannya. Dalam artikel ini kita akan membahas lebih lanjut terkait aspek kerentanan (vulnerabilities). Aspek kerentanan dalam supply chain pada umumnya dikategorikan menjadi empat kategori yaitu Terorisme, Penyelundupan Barang, Pembajakan, dan Pencurian atau shinkage. Untuk mengurangi risiko terhadap kerentanan maka perusahaan dapat menerapkan ISO 28000:2007 yaitu Supply Chain Security Management System di mana dalam standard ISO 28000:2007 terdapat empat persyaratan untuk menjaga system keamanan supply chain yaitu melakukan Identifikasi dan Pemahaman Risiko Keamanan Supply Chain, Pengelolaan risiko keamanan, Kepatuhan peraturan perundangan, dan konsistensi terhadap tujuan bisnis.

Jenis Kerentanan pada Keamanan Supply Chain

Berdasarkan penilaian secara umum pada risiko keamanan supply chain yang memiliki kemungkinan terjadi cukup besar di kategorikan menjadi empat jenis kerentanan yaitu:

  1. Terorisme
    Kegiatan Terorisme memanfaatkan supply chain untuk memfasilitasi perpindahan barang yang berpotensi menganggu atau menjadikan supply chain itu sendiri sebagai target serangan.  Risiko serangan bisa terjadi di semua bagian supply chain, yaitu pada jalur udara, jalur darat, maupun jalur laut. Perusahaan export-import, manufaktur, atau kapal-kapal yang dalam perjalanan atau prosesnya melewati suatu negara atau area dengan risiko tinggi menghadapi risiko supply chain yang signifikan, dan tantangan dalam pengendalian operasionalnya.
  2. Penyelundupan Barang
    Berbagai cara dapat digunakan dalam menyelundupkan barang, yaitu menggunakan segel palsu pada shipping containershacking pada sistem informasi perusahaan logistik, menyiapkan personel untuk ‘bekerja’ sebagai karyawan di perusahaan manufaktur, dan logistik hingga menukar barang legal dengan barang ilegal yang memiliki berat yang sama di tempat transit. Barang selundupan dapat mengancam kelancaran aliran pengiriman barang dan berisiko menimbulkan masalah hukum, keuangan, bahkan rusaknya reputasi sebuah perusahaan.
  3. Pembajakan
    Pembajakan merupakan permasalahan yang semakin meningkat setiap tahunnya terlebih lagi jika melihat pada jalur laut, pembajak seringkali mengubah taktik, target mereka dengan menggunakan senjata, dan menggunakan teknik yang lebih mutakhir untuk meningkatkan scenario keberhasilan. Selain dapat mengancam gagalnya pengiriman kargo yang berimbas kepada kerugian finansial, pembajakan juga menjadi ancaman nyawa, dan kondisi kru kendaraan pengangkut.
  4. Pencurian
    Penyebab pencurian antara lain: pencurian oleh karyawan, mengutil (shoplifting), kegagalan administrasi, dan penipuan oleh sub-kontraktor. Kehilangan atau pencurian dapat terjadi pada saat proses manufaktur, distribusi atau proses ritel. Permasalahan terkait pencurian kargo adalah pencurian pada kendaraaan pengangkut kargo (khususnya truk) maupun pencurian terhadap barang pribadi milik pengemudi. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi pencurian ini, namun biasanya dibagi menjadi tiga karakteristik utama yaitu: nilai barang, kemampuan pengangkutan kargo dalam hal keamanan, dan dokumen berharga.

ISO 28000 adalah sebuah standar sistem manajemen yang telah dikembangkan secara khusus untuk perusahaan logistik dan organisasi yang mengelola operasi supply chain. Mengadopsi ISO 28000 yang memiliki manfaat strategis yang luas, baik pada organisasi maupun operasional, diwujudkan di seluruh supply chain dan praktek bisnis. Manfaat tersebut meliputi, tetapi tidak terbatas pada: ketahanan perusahaan yang terintegrasi, praktek manajemen yang sistematis, meningkatkan kredibilitas dan pengakuan atau pengenalan merek, menyelaraskan terminologi dan penggunaan secara konseptual, peningkatan kinerja supply chain, proses pemenuhan yang lebih besar. Dengan adanya konsultan ISO dapat membantu Anda dalam penerapan ISO 28000 yang lebih efektif.

Penulis : MS

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp